Secara geografis Desa Dowarih terletak pada posisi 7°21'-7°31' Lintang Selatan dan 110°10'-111°40' Bujur Timur. Topografi ketinggian desa ini adalah berupa daratan sedang yaitu sekitar 720 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan data BPS Kabupaten Malang tahun 2010, selama tahun 2009 curah hujan di Desa Donowarih rata-rata mencapai 2.500 mm. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember hingga mencapai 405,04 mm yang merupakan curah hujan tertinggi selama kurun waktu 2000-2010.

Secara administratif, Desa Donowarih terletak di wilayah Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dengan posisi dibatasi oleh wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bocek Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Di sebelah Barat berbatasan dengan Desa tawangargo Kecamatan  Karangploso . Di sisi Selatan berbatasan dengan Desa Pendem Kecamatan junrejo, sedangkan di sisi timur berbatasan dengan desa Girimoyo Kecamatan Karangploso.

Jarak tempuh Desa Donowarih ke ibu kota kecamatan adalah 1,5 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 7 menit. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten adalah 13 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 1 jam.           

Kondisi dan Ciri Geologis Wilayah

Luas Wilayah Desa Donowarih adalah 1.298.018 Ha. Luas lahan yang ada terbagi ke dalam beberapa peruntukan, yang dapat dikelompokkan seperti untuk fasilitas umum, pemukiman, pertanian, perkebunan, kegiatan ekonomi dan lain-lain.

Luas lahan yang diperuntukkan untuk pemukiman adalah 146,6 Ha. Luas lahan yang diperuntukkan untuk Pertanian adalah 156,627 Ha. Luas lahan untuk ladang tegalan dan perkebunan adalah 314,761 Ha. Luas lahan untuk Hutan Produksi adalah 660,1 Ha. Sedangkan luas lahan untuk fasilitas umum adalah sebagai berikut: untuk perkantoran 0,35 Ha, sekolah 1,0 Ha, olahraga 1,8 Ha, dan tempat pemakaman umum 3,0 Ha.

Wilayah Desa Donowarih secara umum mempunyai ciri geologis berupa lahan tanah hitam yang sangat cocok sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Secara prosentase kesuburan tanah Desa Donowarih terpetakan sebagai berikut: sangat subur 580 Ha, subur 282,091 Ha, sedang 197,59 Ha, tidak subur/ kritis 9,0 Ha. Hal ini memungkinkan tanaman padi untuk dapat panen dengan menghasilkan 6,5 ton/ ha. Tanaman jenis palawija juga cocok ditanam di sini.

Berdasarkan data yang masuk tanaman palawija seperti kedelai, kacang tanah, kacang panjang, jagung, dan ubi kayu, ubi jalar, serta tanaman buah seperti mangga, pepaya, melon dan pisang juga mampu menjadi sumber pemasukan (income) yang cukup handal bagi penduduk desa ini. Untuk tanaman perkebunan, jenis tanaman tebu merupakan tanaman andalan. Kondisi alam yang demikian ini telah mengantarkan sektor pertanian secara umum menjadi penyumbang Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) terbesar yaitu Rp 9.902.200.000 atau hampir 45% dari Produk Domestik Desa Bruto (PDDB) Desa yang secara total mencapai Rp. 45.502.200.000